Gelar Kajian Ramadhan, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Sidoarjo Harapkan dapat Mengimplementasikan Kepemimpinan Beretika
Gelar Kajian Ramadhan, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Sidoarjo (PDA Sidoarjo) Harapkan dapat Mengimplementasikan Kepemimpinan Beretika (Ahad, 31/3/2023).
“Ramadhan adalah saat magis, dimana kita dapat memperkaya jiwa dan meningkatkan kualitas hidup dengan cahaya amal dan keimanan, serta menjadikan pribadi lebih baik dengan energi baru.” pembuka Istiqomah M.Med.Kom selaku Master of Ceremony pagi hari ini.
Acara Kajian Ramadhan yang digelar oleh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Sidoarjo di Auditorium Nyai Walidah, SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) mengangkat tema Mengimplementasikan Pemimpin Beretika. Setelah acara dibuka oleh MC, dilanjutkan melantunkan ayat suci al Quran surat al Furqon ayat 21-24 oleh Ustazah Ima Lutfiningrum S.Pd. Acara dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars ‘Aisyiyah yang dipandu oleh Ibu Ifa Rahmawati S.Pd.I,S.Pd.
Acara dilanutkan dengan sambutan yang diberikan oleh Ketua PDA Sidoarjo. “Mengimplementasikan Pemimpin Beretika adalah tema kajian Ramadan 1445 Hijriyah yang dipilih oleh PDA”. Jelas ketua PDA Sidoarjo. “Harapannya ‘Aisyiyah selain menjadi Gerakan perempuan berkeadaban dan berkemajuan juga mampu menjadi pemimpin yang beretika baik dalam pribadi kehidupan dan berorganisasi”, tambah beliau.
Materi kajian ramadhan hari ini adalah Revitalisasi Ideologi Kepemimpinan oleh Dr. Hidayatullah Msi, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo serta Pemimpin yang Beriman dan Bertakwa oleh ST Zubaidah Syafii S.Ag, Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Sidoarjo.
Revitalisasi Ideologi Kepemimpinan
Di awal memulai kajian Hidayatullah menyampaikan, “Kepemimpinan itu bagaimana menjalin komunikasi dan menjalin komunikasi itu tergantung bagaimana suasana hati”. Jadi intinya letakknya di hatii bu-ibu semuanya”, tandas belia“Organisasi itu sangat ditentukan dengan kualitas kepemimpinan, dimana pemimpin mampu untuk mempengaruhi, membimbing, membina, mengarahkan, dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi”, tambah beliau.
Hidayatullah menjelaskan bahwa Ideologi kepemimpinan itu merupakan sistem keyakinan dan cita-cita berbasis nilai-nilai utama yang melandasi pemimpin dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya serta menjadi spirit dalam perjuangan yang dijalankan oleh pemimpin.
Hidayatullah mengajak ibu-ibu ‘Aisyiyah Sidoarjo melakukan revitalisasi ideologi kepemimpinan. Kepemimpinan atau jabatan bukan prestis, tapi apa yang kita lakukan. “Leadership Is Action Not Position. Kepemimpinan adalah Tindakan, Bukan Posisi”, Hidayatullah mempertegas uraiannya diawal.
>Setelah itu Hidayatullah menjelaskan sifat dasar pemimpin ada empat, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah, yaitu Sidiq (Jujur), Amanah, Fatonah (Cerdas), dan Tabligh (kemampuan menyampaikan/ berkomunikasi secara efektif). Menurut beliau, jika sudah dapat melaksanakan empat hal itu maka pemimpin dapat:
1. Knows the way, yaitu tau dan paham bagaimana cara menjalankan organisasi yang dipimpinnya.
2. Shows the way, yaitu menunjukkan kepada para anggotanya target dan tahapan-tahapan yang akan dilewati dalam menjalankan sebuah program.
3. Goes the way, yaitu menunjukkan jalan untuk bersama-sama bergerak sehingga tujuan yang ingin dicapai berhasil.
“Berdasarkan hal tersebut, pemimpin punya visi yang jelas, sehingga mampu memberi petunjuk dengan benar dan sabar”, tambahnya memperkuat penjelasannya.
Menurutnya ‘Aisyiyah sebagai organisasi wanita yang besar harus punya proyeksi kepemimpinan ke depan. Lalu caranya bagaimana? Hidayatullah menjelaskan lima peran penting yang harus bisa dimainkan oleh pemimpin, yaitu (1) Penentu jalan, dimana pemimpin itu berperan sebagai penentu arah dalam mencapai visi; (2) Modeling, dimana pemimpin itu harus mampu memberi contoh yang baik kepada anggotanya; (3) Menyetarakan, dimana pemimpin menjaga tim agar tetap seirama dalam mencapai visi yang akan diraih bersama; (4) Empowering, yaitu pemimpin memberikan kepercayaan dan tanggung jawab serta siap membantu jika anggota mengalami kesulitan; (5) Membangun teamwork, dimana pemimpin mampu membangun teamwork yang kuat sehingga pencapaian visi lebih maksimal.
Pemimpin yang Beriman dan Bertakwa
Mengawali materi Zubby, panggilan akrab ST Zubaidah Syafii selaku ketua PDA Sidoarjo melontarkan pertanyaan, “Tolong sebutkan tujuh karakter perempuan berkemajuan”, tanya beliau ke audience.
Bu Zubby mengajak audience untuk mereview tujuh karakter perempuan berkemajuan yang merupakan salah satu materi Baitul Arqom Pimpinan.
Menurut Zubby, seorang pemimpin yang beriman dan bertakwa adalah pemimpin yang berorientasi kepada akhirat dan menjadikan Allah Swt sebagai tujuan tertinggi dalam hidupnya, sehingga ia hanya berorientasi mencari Ridho Allah dan menyelesaikan Amanah dengan sebaik-baiknya.
Zubby memberi semangat kepada cabang-cabang di seluruh Sidoarjo untuk dapat menjadi pemimpin terbaik di cabangnya masing-masing. “Selalu ingat Allah, jalankan amanah hingga selesai akhir periode”, ujar beliau. “Kita semua adalah pimpinan, selalu ingatlah Allah agar dipermudah dalam segala urusannya”, tambah beliau. “Mohon benar-benar melakukan amanah dengan baik, buatlah cabang ibu-ibu sekalian menjadi cabang yang berkualitas”, harapan beliau menjelaskan setiap pemimpin kelak akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah, oleh karena itu sempurnakanlah iman dengan menjalankan Amanah dengan baik.
“Ibu-ibu, siap masuk surga?”, tanya Zubby. “Siap”, jawab ibu-ibu serempak.
Berarti panjenengan semua siap untuk menjadi pemimpin yang Amanah, sebab pemimpin yang Amanah insya allah surga imbalannya”, tandas Zubby memberi motivasi.
Ketua PDA mengingatkan audience bahwa jangan sampai kita menjadi orang yang merugi, tidak mendapat apa-apa karena tidak Amanah dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin.
“Semoga kita semua selamat di dunia dan akhirat, dengan menjadi pemimpin yang Amanah dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan”, pesan beliau mengakhiri kajian hari ini.
Penulis : Fitri Mur Fatimah (LBSO) || Editor : Nur Insanillah S. (LBSO)